Rabu, 09 November 2016

Gubernur Saitama Jepang kunjungi Unsada

Jakarta (ANTARA News) - Universitas Darma Persada (Unsada) menerima kunjungan dari Gubernur Prefektur Saitama, Jepang dan Minnan Normal University, Cina. 
Kunjungan ini adalah sebagai bentuk jalinan kerja sama yang baik. Melalui kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa di Unsada sehingga menjadi SDM yang handal.
Gubernur Prefektur Saitama, Kiyoshi Ueda hadir bersama dengan para pengusaha dari Prefektur Saitama. Di dalam kesempatan ini, Unsada melaksanakan diskusi program kerja dengan pihak Saitama dan peninjauan ke Laboratorium Teknik dan Bahasa. Setelah itu, sebagai tanda persahabatan, Kiyoshi Ueda dan Rektor Unsada Dadang Solihin melakukan penanaman pohon di lingkungan kampus.
Setelah itu, Minnan Normal University juga datang berkunjung ke Unsada. Kedatangan pihak Minnan Normal University disambut dengan meriah oleh mahasiswa-mahasiswi jurusan Sastra Cina Unsada di Lobby Rektorat dengan penyajian lagu gabungan Indonesia dan Cina.
Pada hari Sumpah Pemuda, Unsada melaksanakan upacara yang digelar di Plaza Unsada ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika.
Rektor Unsada, Dadang Solihin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, menyatakan, "Betapa besarnya peran pemuda dalam perjalanan bangsa ini. Hal itu dapat dilihat dari salah satu tonggak sejarah yang ditorehkan kaum muda di negeri ini pada 88 tahun lalu dalam peristiwa Sumpah Pemuda. 
"Akan tetapi, pemuda masa kini dihadapkan pada tantangan yang berbeda dengan pemuda masa lalu, yaitu globalisasi tanpa batas negara. Apakah kaum muda Indonesia masih bersemangat dan menjaga nasionalismenya? Nasionalisme pada masa kini, sepatutnya dipandang dari bagaimana pemuda bisa berjiwa kreatif, berjiwa keilmuan, dan berjiwa kepemimpinan. Hal itulah yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan globalisasi yang tak memandang batas negara."
"Tetap semangat, junjung tinggi tanah air, bangsa, dan bahasa persatuan kita," tegasnya.
Serangkaian acara hari Sumpah Pemuda di Unsada itu, ditutup dengan kerja sama antara Unsada dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Para jajaran, dosen, dan staf melakukan tes urine pada kesempatan ini dengan tujuan mengawali upaya untuk menciptakan lingkungan kampus bersih dari narkoba. 
Unsada adalah universitas swasta yang didirikan pada tahun 1986 oleh Perhimpunan Alumni Dari Jepang (PERSADA) sebagai monumen hidup dari kerja sama yang baik antara Indonesia dan Jepang.
Berlokasi di Jakarta Timur dan memiliki empat fakultas (Fakultas Sastra, Teknik, Teknologi Kelautan, dan Ekonomi) serta 1 sekolah Pasca Sarjana (Energi Terbarukan).
Unsada menyelenggarakan Tri Darma Perguruan Tinggi  yang unggul dalam bidang Budaya dan Monozukuri, menghasilkan lulusan yang memiliki budaya kreatif dalam membuat barang (monozukuri tetsugaku), semangat industri (sangyo spirit) dan jiwa wirausaha/entrepreneurship (kigyoka, dan yang dapat menguasai tiga bahasa, yakni: Indonesia, Jepang dan Inggris, dan yang dapat dengan cepat memperoleh pekerjaan sesuai kompetensinya atau berwirausaha.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016

Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan Rusia, Ini Keuntungan Perum Perindo

Jakarta - Perum Perikanan Indonesia (Perindo) menjalin kerja sama investasi membangun Unit Pengolahan Ikan (UPI) terintegrasi dengan perusahaan asal Rusia, Blackspace. Apa saja keuntungan yang diperoleh dari kerja sama ini?
Direktur Utama Perindo, Syahril Japarin mengatakan, Blackspace akan memberikan modal sepenuhnya, sedangkan Perindo akan tetap mendapatkan golden share atau pemilik saham istimewa sebanyak 20%.
Selain itu, Perindo juga akan akan memasok kapal dan alat tangkap ikan. Ini karena pihak asing dilarang masuk ke sektor perikanan tangkap.
Selanjutnya, hasil tangkapan dijual kepada perusahaan joint venture yang dibentuk.
"Kita sudah sampaikan karena nggak boleh masuk ke tangkap, maka kapal dan alat tangkapnya kami yang sediakan," kata Syahril saat ditemui di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin (31/10/2016).
"Jadi Perindo akan jual ikan ke JV (Joint Venture). Itu kelebihannya. Benefitnya buat Perindo jadi punya captive market jual ikan ke JV nya, selain dari kita dapat golden share 20% saham dari JV nya nanti," jelas dia.
Saat ini, penyediaan kapal untuk di empat lokasi pembangunan pengolahan ikan, yaitu Lampulo di Aceh, Prigen di Pasuruan, Sendang Biru di Malang, dan Untia di Makassar.
"Bagaimana pun, kapalnya itu lebih baik kita mengaktifkan kapal-kapal yang sekarang lagi mangkrak di para nelayan. Sisanya bisa misalnya nelayan di Pantura yang dilarang berlayar, karena alat tangkapnya cantrang, kita bantu ganti. Tapi mereka harus jual ke kita. Jadi mereka bisa berlayar, kami dapat ikannya. Jadi kita nggak perlu investasi besar-besaran di kapal. Jadi semua happy," ungkap dia.
(hns/hns)